Sabtu, 02 Mei 2020

Selasa, 19 Mei 2015

ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!

Selamat siang INDONESIA, selamat siang ESEMKA, selamat siang SMK seluruh indonesia, selamat siang RAKYAT INDONESIA.

Tiada hentinya kita memanjatkan rasa sukur kepada allah swt yg telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga ESEMKA masih berjalan,masih Bergerak walaupun walaupun masih

Senin, 27 April 2015

ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!

PENSTABIL TEGANGAN
Latihan I: Perencanaan Penstabil Dengan Dioda Zener
Sebuah penstabil tegangan dengan menggunakan diode zener dengan data data sebagai berikut:
Data Spesifikasi
Tegangan diode zener VZ
= 4,7Volt
Arus beban maksimum ILmak
= 45mA
Tegangan masukan VO» 2 sampai 4x Vz
= 2,6 x Vz = ± 1Volt
Resistor dinamis diode rz
= 80W pada IZ = 5mA dan 4W pada IZ = 10mA
Arus diode maksimum Izmak
£ 85mA
Daya maksimum diode PDmak
= 0,5Watt
Penyelesaian:
Tegangan masukan Vo
Vo = 2,6V.VZ = 2,6Vx4,7V = 12Volt.
Vomak = Vo + 1V = 12V + 1V = 13Volt.
Vomin = Uo + 1V = 12V – 1V = 11Volt
Arus Zener minimum Izmin
Izmin = 0,1 x Izmak = 0.1 x 85mA = 8,5mA.
Resistor depan minimum Rvmin.
Dari harga Rvmin dan Rvmak dipilih Rv nominal menurut deret E12.
Rv nominal = 100W


Disipasi daya pada resistor depan PRV.
Sesuai perhitungan, maka resistor depan RV dipilih berdasarkan kemampuan daya maksimum PRV dipilih 100W/1W
Batas beban minimum yang diperbolehkan RLmin:
Berdasarkan perhitungan diatas, bahwa harga resistor depan Rv terletak antara 97.6 W sampai 117,8 W dan bila harga Rv dipilih diluar harga tersebut, maka arus diode zener minimum IZmin dan arus zener maksimum IZmak, dengan demikian akan menyebabkan pengendalian titik kerja tidak benar ketika beban mengalami perubanan.
Misalkan beban keluaran RL mengalami perubahan sebagai berikut:
Pada rz = 4W                                      Þ RL berubah Þ104,4W sampai 220W
Maka arus                                            Þ IL berubah Þ 45mA sampai 21,4mA
Dengan demikian perubahan tegangan zener DUZ dapat diketahui:
DVZ = DIZ . rz = DIL . rz = (45mA-21,4mA).4W = 94,4mVolt
Þ (DVZ adalah tegangan kesalahan akibat perubahan beban)
Faktor ketabilan absolut (Sa);
Dengan perubahan tegangan masukan VO dijaga tidak melebihi ± 1Volt, maka perubahan tegangan zener DVZ dapat ditentukan juga:
Þ(Teg. kesalahan akibat perubahan teg. masukan).


Latihan II: Perencanaan Penstabil Dengan Dioda Zener
Sebuah penstabil tegangan seperti yang ditunjukan pada gambar 3.5. menggunakan 3 buah diode zener yang berbeda typenya dengan data seperti berikut:
Perubahan tegangan masukan Vomin   = 27Volt sampai Vomak = 33Volt.
Tegangan keluaran Vz                           = 10Volt
Perubahan arus beban ILmin                   = 0mA (beban terbuka) sampai ILmak = 80mA
Diode yang digunakan:
Þ    BZY 92/10 Þ Izmin = 5mA dan Izmak = 50mA.(Zener  A)
Þ    BZY 95/10 Þ Izmin = 8mA dan Izmak = 80mA. (Zener  B)
Þ    BZY 70/10 Þ Izmin = 15mA dan Izmak = 150mA. (Zener  C)
Tentukan besaran besaran seperti tabel A berikut:
Gambar Rangkaian


Tabel A: Analisa Rangkaian
Tentukan
Rumus
Diode Zener A
Diode Zener B
Diode Zener C
Rv>(Rvmin)
460W
287.5W
153.3W
Rv<(Rvmak)
200W
193.2W
178.9W
Fungsi rangkaian
Rvmin<Rvmak
Tidak, karena Rvmin>Rvmak
Tidak, karena Rvmin>Rvmak
Memenuhi
Dimensi (Rv)
Dipilih menurut E-12
Tidak memenuhi
Tidak memenuhi
150W
Disipasi Daya pada (PRV)
Tidak perlu dihitung
Tidak perlu dihitung
3.53Watt
Kesimpulan:
Dari tiga buah diode zener yang mempunyai type berbeda beda untuk tegangan yang sama, ketika setelah ketiganya dianalisa dan direncanakan untuk kebutuhan beban yang sama, ternyata dari tiga buah diode hanya satu yang memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai penstabil tegangan, yaitu diode zener (type BZY 70/10 Þ Izmin = 15mA dan Izmak = 150mA).

Kesalahan yang terjadi pada diode zener A dan B adalah terletak pada rentang arus zener minimum (Izmin) dan (Izmak) yang tidak mencukupi/sesuai untuk kebutuhan perubahan beban (IL) dan perubahan tegangan masukan (Vo)

refrensi: VEDC MALANG
ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!

ipt Pogram C++
#include 
Int main ( )
{
int n, hsl;
printf(“Menghitung nilai factorial”);
printf(“input sebuah bilangan :”);
scanf(“%d”, &n);
hsl = 1;
for(i = 1;i <= n ;i++)
hsl = hsl * i;
printf(“hasil = %d\ n”, hsl);
return 0;
}
 
2. Program menghitung Persegi panjang
#include 
main ( )
{
float panjang, lebar,Luas;
printf(“n\Menghitung luas persegi panjang.”);
printf(“input nilai panjang :”);
scanf(“%f”, &panjang);
printf(“input nilai lebar :”);
scanf(“%f”, &lebar);
Luas =panjang*lebar;
printf(“luas persegi panjang = %g\n”, Luas);
return 0;
}


3. Program menghitung konversi suhu

#include
 
main()
{
int f, c, r, k;
char kar;
hitung:
printf("masukkan suhu Celcius = ");
scanf("%d", &c);
f = c*1.8+32;
r = c*0.8;
k = c+273;
printf("suhu dalam Fahrenheit = %d\n", f);
printf("suhu dalam Reamur = %d\n", r);
printf("suhu dalam Kelvin = %d\n", k);
fflush(stdin);
printf("\nLanjutkan [y/t]? ");
scanf("%c", &kar);
printf("\n");
if(kar=='y')
goto hitung;
if (kar=='t')
printf ("Terima kasih telah menggunakan program_ku");
}


4. Program mencari bilangan prima

#include
 
main()
{
int n,i,j;
printf("Masukkan nilai = ");
scanf("%d",&j);
printf (" 2\n");
for(n=2;n<=j;n++)
{
for(i=2;i<=n/2;i++)
{
if(n%i == 0)
break;
}
if(n%i != 0)
printf("%3d\n",n);
}
}


5. Program menggunakan operator aritmatika
#include
 
main ()
{
int a=1, b, c=4, d;
printf (“hasil dari 9+3=%d\n”,9+3);
printf (“hasil dari 9-3=%d\n”,9-3);
printf (“hasil dari 9*3=%d\n”,9*3);
printf (“hasil dari 9/3=%d\n”,9/3);
printf (“hasil dari sisa bagi 9 dan 3%d\n”,9%3);
b=++a;
printf (“nilai a=%d,dan nilai b=%d\n”,a,b);
d=--c;
printf (“nilai c=%d,dannilai d=%d\n”,c,d);
}


6. Program mencari bilangan kelipatan angka 3
#include
 
main ()
{
int bilangan ;
printf (“masukkan angka:”);
scanf (“%d”,&bilangan);
if (bilangan%3==0)
printf (“angka %d adalah angka kelipatan 3”);
else
printf (“angka %d adalah bukan bilangan kelipatan 3”);
}
 

7. Program mencari bilangan terkecil dari dua bilangan yang diinputkan

#include
 
main ()
{
int a,b,nilai; printf (“masukkan bilangan a:”);
scanf (“%d”,&a);
printf (“masukkan bilangan b:”);
scanf (“%d”,&b);
if (a
nilai=a;
else
nilai=b;
printf(“bilangan terkcil antara dua bilangan adlah:%d”);
}


8. Program menampilkan nama hari menggunakan else-if

# include &ltstdio.h>
main ()
{
char kar;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &kar);
if (kar==’1’) printf (“hari senin”);
else if (kar==’2’) printf (“hari selasa”);
else if (kar==’3’) printf (“hari rabu”);
else if (kar==’4’) printf (“hari kamis”);
else if (kar==’5’) printf (“hari jum’at”);
else if (kar==’6’) printf (“hari sabtu”);
else if (kar==’7’) printf (“hari minggu”);
else
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar”);
}


9 . Program menampilkan nama hari menggunakan switch

#include
 
main ()
{
char x;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &x);
switch (x)
{
case’1’: printf (“hari senin”); break;
case’2’: printf (“hari selasa”); break;
case’3’: printf (“hari rabu”); break;
case’4’: printf (“hari kamis”); break;
case’5’: printf (“hari jum’at”); break;
case’6’: printf (“hari sabtu”); break;
case’7’: printf (“hari minggu”); break;
default:
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar “);
}
}

10. Program menampilkan kalimat "Selamat Datang" 10.000 kali

#include
 
main ()
{
int a;
for (a=1; a<=10000; a++)
printf (“%d Selamat Datang”,a);
}


11. Program menampilkan bilangan dari 1-100 dengan kelipatan 2
#include
 
main ()
{
int bilangan ;
for (bilangan=1; bilangan <=100; bilangan +=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}


12. Program menampilkan bilangan genap dari 100-1 dengan kelipatan 2
#include
 
main ()
 
{
int bilangan ;
for (bilangan=100; bilangan>=1; bilangan-=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}
 

13. menggunakan while menampilkan susunan angka 
#include
 
main ()
{
int a,b ;
a=1;
while (a<=5)
{
b=1;
while (b<=a)
{
printf (“%d”,a);
b++;
}
printf (“\n”);
a++;
}


ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!

Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik



Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik yang digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif (positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi (AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya reaktif. Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam menggunakan energi listrik ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai daya itu diperbesar yang biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi daya menjadi besar sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya. Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian daya aktif, daya reaktif dan daya nyata merupakan suatu kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi tiga siku-siku pada Gambar 1. 
Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r. 
cos r = pf = P (kW) / S (kVA) ........(1)  P (kW) = S (kVA) . cos r................(2) 
Seperti kita ketahui bahwa harga cos r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut juga dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r yang ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga cos r < 0,8 berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa persoalan sbb:
a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar sebabpemakaian daya reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata kurang dari 0,85. Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah menggunakan rumus sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk 
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf) yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga menjadi r1 berarti r>r1. Sedang untuk memperkecil sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif (kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor. 
Proses pengurangan itu bisa terjadi karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan mengecilnya daya reaktif adalah : 
·  Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
·  Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.
Proses Kerja Kapasitor 
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil. 
Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor : 
Rugi daya aktif = I2 R Watt .............(5)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = (I2 - Ic2) R Watt ...(7)
Rugi daya reaktif = (I2 - Ic2) x VAR (8)
Pemasangan Kapasitor 
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara : 
1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
a. Sisi primer dan sekunder transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
Perawatan Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi :
·  Pemeriksaan kebocoran
·  Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
·  Pemeriksaan isolator
Sistem Mikroprosesor
Selain komponen induktor pemborosan pemakaian listrik bisa juga terjadi karena: 
Tegangan tidak stabil 
Ketidak stabilan tegangan bisa menyebabkan terjadinya pemborosan energi listrik. Ketidakstabilan itu dapat diartikan tegangan pada suatu fase lebih besar, lebih kecil atau berfluktuasi terhadap teganga standar. Sedangkan akibat pembrosan energi listrik itu maka timbul panas sehingga bisa menyebabkan pertama kerusakan isolator peralatan yang dipakai. Ke dua memperpendek daya isolasi pada lilitan. Sementara itu dengan ketidakseimbangan sebesar 3% saja dapat memperbesar suhu motor yang sedang beroperasi sebesar 18% dari keadaan semula. Hal ini tentunya akan menimbulkan suara bising pada motor dengan kecepatan tinggi. 
Harmonik 
Harmonik itu bisa menimbulkan panas, hal ini terjadi karena adanya energi listrik yang berlebihan. Harmonik itu bisa muncul karena peralatan seperti komputer, kontrol motor dll. Harmonik merupakan suatu keadaan timbulnya tegangan yang periodenya berbeda dengan periode tegangan standar. Periode itu bisa 180 Hz (harmonik ke-3), 300 Hz (harmonik ke-5) dan seterusnya. Harmonik pada transformator lebih berbahaya, hal ini karena adanya sisrkulasi arus akibat panas yang berlebih. Sehingga hal ini bisa mengurangi kemampuan peralatan proteksi yang menggunakan power line carrier sebagai detektor kondisi normal. 
Untuk mengoptimalkan pemakaian energi listrik bisa digunakan beban-beban tiruan berupa LC yang dilengkapi dengan teknologi mikroprosesor. Sehingga ketepatan dan keandalan dalam mendeteksi kualitas daya listrik bisa diperoleh. Mikroprosesor itu berfungsi untuk mengolah komponen-komponen yang menentukan kualitas tenaga listrik. Seperti keseimbangan beban antar fasa, harmonik dan surja. Apabila terdapat ketidakseimbangan antara fasa satu dengan fasa yang lainnya, maka mikroprosesor akan memerintahkan beban-beban LC untuk membuka atau menutup agar arus disuplai ke fasa satu sehingga selisih arus antara fasa satu dengan fasa yang lainnya tidak ada. Banyaknya L atau C yang dibuka atau ditutup tergantung dari kondisi ketidakseimbangan beban yang terdeteksi oleh mikroprosesor. Kondisi harmonik yang terdeteksi bisa dihilangkan dengan menggunakan filter LC. 
Keuntungan alat ini adalah : 
·  Mampu mereduksi daya sampai 30%. 
·  Meningkatkan pf antara 95-100%
·  Dapat mengeliminasi terjadinya harmonik.
Dengan demikian pemakaian energi listrik bisa dihemat yaitu dengan cara mengoptimalkan konsumsi energi masing-masing peralatan yang digunakan, memperkecil gejala harmonik dan menstabilkan tegangan. Sehingga energi tersisa bisa dimanfaatkan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan. Sedang dampak negatif dari pemborosan energi listrik itu pertama menciptakan ketidakseimbangan beban fasa-fasa listrik yang pada gilirannya akan mempengaruhi over heating pada motor dan penurunan life isolator. Ke dua bagi PLN sebagai penyuplai energi listrik tentunya harus menyediakan energi listrik yang lebih besar lagi.
Daftar Pustaka
  1. Daya dan Energi Listrik, Deni Almanda, disampaikan pada penataran dosesn teknik elektro di Teknik Elektro UGM, Pebruari 1997, Yogyakarta.
  2. Peranan energi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, Publikasi Ilmiah, BPPT, Jakarta, Mei 1995.

Ir. Deni Almanda adalah dosen Teknik Elektro & Kepala Perpustakaan FT UMJ, alumni FT UGM dan aktif menulis masalah kelistrikan di berbagai media.