Selasa, 19 Mei 2015
13.52
MT YAHYA
ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!
Selamat siang INDONESIA, selamat siang ESEMKA, selamat siang SMK seluruh indonesia, selamat siang RAKYAT INDONESIA.
Tiada hentinya kita memanjatkan rasa sukur kepada allah swt yg telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga ESEMKA masih berjalan,masih Bergerak walaupun walaupun masih
Selamat siang INDONESIA, selamat siang ESEMKA, selamat siang SMK seluruh indonesia, selamat siang RAKYAT INDONESIA.
Tiada hentinya kita memanjatkan rasa sukur kepada allah swt yg telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga ESEMKA masih berjalan,masih Bergerak walaupun walaupun masih
Senin, 27 April 2015
03.16
MT YAHYA
ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!
PENSTABIL TEGANGAN
Latihan I: Perencanaan Penstabil Dengan Dioda Zener
Sebuah penstabil tegangan dengan menggunakan diode
zener dengan data data sebagai berikut:
Data Spesifikasi
|
|
Tegangan diode zener VZ
|
= 4,7Volt
|
Arus beban maksimum ILmak
|
= 45mA
|
Tegangan masukan VO» 2 sampai 4x Vz
|
= 2,6 x Vz = ± 1Volt
|
Resistor dinamis diode rz
|
= 80W pada IZ = 5mA dan 4W pada IZ = 10mA
|
Arus diode maksimum Izmak
|
£ 85mA
|
Daya maksimum diode PDmak
|
= 0,5Watt
|
Penyelesaian:
Tegangan masukan Vo
Vo = 2,6V.VZ = 2,6Vx4,7V = 12Volt.
Vomak = Vo + 1V = 12V + 1V = 13Volt.
Vomin = Uo + 1V = 12V – 1V = 11Volt
Arus
Zener minimum Izmin
Izmin = 0,1 x Izmak = 0.1 x 85mA = 8,5mA.
Resistor depan minimum Rvmin.
Dari harga Rvmin dan Rvmak dipilih Rv
nominal menurut deret E12.
Rv nominal = 100W
Disipasi daya pada resistor depan PRV.
Sesuai perhitungan, maka resistor depan RV
dipilih berdasarkan kemampuan daya maksimum PRV dipilih 100W/1W
Batas beban minimum yang diperbolehkan RLmin:
Berdasarkan perhitungan diatas, bahwa harga
resistor depan Rv terletak antara 97.6 W sampai 117,8 W dan bila harga Rv dipilih diluar harga
tersebut, maka arus diode zener minimum IZmin dan arus zener
maksimum IZmak, dengan demikian akan menyebabkan pengendalian
titik kerja tidak benar ketika beban mengalami perubanan.
Misalkan beban keluaran RL mengalami
perubahan sebagai berikut:
Pada rz = 4W Þ RL
berubah Þ104,4W sampai 220W
Maka arus Þ IL
berubah Þ 45mA sampai 21,4mA
Dengan demikian perubahan tegangan zener DUZ dapat diketahui:
DVZ = DIZ . rz = DIL
. rz = (45mA-21,4mA).4W = 94,4mVolt
Þ (DVZ adalah tegangan kesalahan akibat perubahan
beban)
Faktor ketabilan
absolut (Sa);
Dengan perubahan tegangan masukan VO
dijaga tidak melebihi ± 1Volt, maka perubahan tegangan zener DVZ dapat ditentukan juga:
Þ(Teg.
kesalahan akibat perubahan teg. masukan).
Latihan II: Perencanaan Penstabil Dengan Dioda Zener
Sebuah penstabil tegangan seperti yang ditunjukan
pada gambar 3.5. menggunakan 3 buah diode zener yang berbeda typenya dengan
data seperti berikut:
Perubahan tegangan masukan Vomin = 27Volt sampai Vomak = 33Volt.
Tegangan keluaran Vz =
10Volt
Perubahan arus beban ILmin
= 0mA (beban terbuka) sampai ILmak
= 80mA
Diode
yang digunakan:
Þ BZY
92/10 Þ
Izmin = 5mA dan Izmak = 50mA.(Zener A)
Þ BZY
95/10 Þ
Izmin = 8mA dan Izmak = 80mA. (Zener B)
Þ BZY
70/10 Þ
Izmin = 15mA dan Izmak = 150mA. (Zener C)
Tentukan besaran besaran seperti tabel A berikut:
Gambar Rangkaian
Tabel A: Analisa Rangkaian
Tentukan
|
Rumus
|
Diode Zener A
|
Diode Zener B
|
Diode Zener C
|
Rv>(Rvmin)
|
|
460W
|
287.5W
|
153.3W
|
Rv<(Rvmak)
|
|
200W
|
193.2W
|
178.9W
|
Fungsi rangkaian
|
Rvmin<Rvmak
|
Tidak,
karena Rvmin>Rvmak
|
Tidak,
karena Rvmin>Rvmak
|
Memenuhi
|
Dimensi (Rv)
|
Dipilih
menurut E-12
|
Tidak memenuhi
|
Tidak memenuhi
|
150W
|
Disipasi Daya pada (PRV)
|
|
Tidak perlu dihitung
|
Tidak perlu dihitung
|
3.53Watt
|
Kesimpulan:
Dari tiga buah diode zener yang mempunyai type berbeda beda untuk
tegangan yang sama, ketika setelah ketiganya dianalisa dan direncanakan untuk
kebutuhan beban yang sama, ternyata dari tiga buah diode hanya satu yang
memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai penstabil tegangan, yaitu diode zener
(type
BZY 70/10 Þ Izmin =
15mA dan Izmak = 150mA).
Kesalahan
yang terjadi pada diode zener A dan B adalah terletak pada
rentang arus zener minimum (Izmin) dan (Izmak) yang tidak
mencukupi/sesuai untuk kebutuhan perubahan beban (IL) dan
perubahan tegangan masukan (Vo)
refrensi: VEDC MALANG
03.08
MT YAHYA
ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!
ipt Pogram C++
#include
Int main ( )
{
int n, hsl;
printf(“Menghitung nilai factorial”);
printf(“input sebuah bilangan :”);
scanf(“%d”, &n);
hsl = 1;
for(i = 1;i <= n ;i++)
hsl = hsl * i;
printf(“hasil = %d\ n”, hsl);
return 0;
}
2. Program menghitung Persegi panjang
Int main ( )
{
int n, hsl;
printf(“Menghitung nilai factorial”);
printf(“input sebuah bilangan :”);
scanf(“%d”, &n);
hsl = 1;
for(i = 1;i <= n ;i++)
hsl = hsl * i;
printf(“hasil = %d\ n”, hsl);
return 0;
}
2. Program menghitung Persegi panjang
#include
main ( )
{
float panjang, lebar,Luas;
printf(“n\Menghitung luas persegi panjang.”);
printf(“input nilai panjang :”);
scanf(“%f”, &panjang);
printf(“input nilai lebar :”);
scanf(“%f”, &lebar);
Luas =panjang*lebar;
printf(“luas persegi panjang = %g\n”, Luas);
return 0;
}
3. Program menghitung konversi suhu
#include
main()
{
int f, c, r, k;
char kar;
hitung:
printf("masukkan suhu Celcius = ");
scanf("%d", &c);
f = c*1.8+32;
r = c*0.8;
k = c+273;
printf("suhu dalam Fahrenheit = %d\n", f);
printf("suhu dalam Reamur = %d\n", r);
printf("suhu dalam Kelvin = %d\n", k);
fflush(stdin);
printf("\nLanjutkan [y/t]? ");
scanf("%c", &kar);
printf("\n");
if(kar=='y')
goto hitung;
if (kar=='t')
printf ("Terima kasih telah menggunakan program_ku");
}
4. Program mencari bilangan prima
#include
main()
{
int n,i,j;
printf("Masukkan nilai = ");
scanf("%d",&j);
printf (" 2\n");
for(n=2;n<=j;n++)
{
for(i=2;i<=n/2;i++)
{
if(n%i == 0)
break;
}
if(n%i != 0)
printf("%3d\n",n);
}
}
5. Program menggunakan operator aritmatika
#include
main ()
{
int a=1, b, c=4, d;
printf (“hasil dari 9+3=%d\n”,9+3);
printf (“hasil dari 9-3=%d\n”,9-3);
printf (“hasil dari 9*3=%d\n”,9*3);
printf (“hasil dari 9/3=%d\n”,9/3);
printf (“hasil dari sisa bagi 9 dan 3%d\n”,9%3);
b=++a;
printf (“nilai a=%d,dan nilai b=%d\n”,a,b);
d=--c;
printf (“nilai c=%d,dannilai d=%d\n”,c,d);
}
6. Program mencari bilangan kelipatan angka 3
#include
main ()
{
int bilangan ;
printf (“masukkan angka:”);
scanf (“%d”,&bilangan);
if (bilangan%3==0)
printf (“angka %d adalah angka kelipatan 3”);
else
printf (“angka %d adalah bukan bilangan kelipatan 3”);
}
7. Program mencari bilangan terkecil dari dua bilangan yang diinputkan
#include
main ()
{
int a,b,nilai; printf (“masukkan bilangan a:”);
scanf (“%d”,&a);
printf (“masukkan bilangan b:”);
scanf (“%d”,&b);
if (a
nilai=a;
else
nilai=b;
printf(“bilangan terkcil antara dua bilangan adlah:%d”);
}
8. Program menampilkan nama hari menggunakan else-if
# include <stdio.h>
main ()
{
char kar;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &kar);
if (kar==’1’) printf (“hari senin”);
else if (kar==’2’) printf (“hari selasa”);
else if (kar==’3’) printf (“hari rabu”);
else if (kar==’4’) printf (“hari kamis”);
else if (kar==’5’) printf (“hari jum’at”);
else if (kar==’6’) printf (“hari sabtu”);
else if (kar==’7’) printf (“hari minggu”);
else
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar”);
}
9 . Program menampilkan nama hari menggunakan switch
#include
main ()
{
char x;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &x);
switch (x)
{
case’1’: printf (“hari senin”); break;
case’2’: printf (“hari selasa”); break;
case’3’: printf (“hari rabu”); break;
case’4’: printf (“hari kamis”); break;
case’5’: printf (“hari jum’at”); break;
case’6’: printf (“hari sabtu”); break;
case’7’: printf (“hari minggu”); break;
default:
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar “);
}
}
10. Program menampilkan kalimat "Selamat Datang" 10.000 kali
#include
main ()
{
int a;
for (a=1; a<=10000; a++)
printf (“%d Selamat Datang”,a);
}
11. Program menampilkan bilangan dari 1-100 dengan kelipatan 2
#include
main ()
{
int bilangan ;
for (bilangan=1; bilangan <=100; bilangan +=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}
12. Program menampilkan bilangan genap dari 100-1 dengan kelipatan 2
#include
main ()
{
int bilangan ;
for (bilangan=100; bilangan>=1; bilangan-=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}
13. menggunakan while menampilkan susunan angka
#include
main ()
{
int a,b ;
a=1;
while (a<=5)
{
b=1;
while (b<=a)
{
printf (“%d”,a);
b++;
}
printf (“\n”);
a++;
}
main ( )
{
float panjang, lebar,Luas;
printf(“n\Menghitung luas persegi panjang.”);
printf(“input nilai panjang :”);
scanf(“%f”, &panjang);
printf(“input nilai lebar :”);
scanf(“%f”, &lebar);
Luas =panjang*lebar;
printf(“luas persegi panjang = %g\n”, Luas);
return 0;
}
3. Program menghitung konversi suhu
#include
main()
{
int f, c, r, k;
char kar;
hitung:
printf("masukkan suhu Celcius = ");
scanf("%d", &c);
f = c*1.8+32;
r = c*0.8;
k = c+273;
printf("suhu dalam Fahrenheit = %d\n", f);
printf("suhu dalam Reamur = %d\n", r);
printf("suhu dalam Kelvin = %d\n", k);
fflush(stdin);
printf("\nLanjutkan [y/t]? ");
scanf("%c", &kar);
printf("\n");
if(kar=='y')
goto hitung;
if (kar=='t')
printf ("Terima kasih telah menggunakan program_ku");
}
4. Program mencari bilangan prima
#include
main()
{
int n,i,j;
printf("Masukkan nilai = ");
scanf("%d",&j);
printf (" 2\n");
for(n=2;n<=j;n++)
{
for(i=2;i<=n/2;i++)
{
if(n%i == 0)
break;
}
if(n%i != 0)
printf("%3d\n",n);
}
}
5. Program menggunakan operator aritmatika
#include
main ()
{
int a=1, b, c=4, d;
printf (“hasil dari 9+3=%d\n”,9+3);
printf (“hasil dari 9-3=%d\n”,9-3);
printf (“hasil dari 9*3=%d\n”,9*3);
printf (“hasil dari 9/3=%d\n”,9/3);
printf (“hasil dari sisa bagi 9 dan 3%d\n”,9%3);
b=++a;
printf (“nilai a=%d,dan nilai b=%d\n”,a,b);
d=--c;
printf (“nilai c=%d,dannilai d=%d\n”,c,d);
}
6. Program mencari bilangan kelipatan angka 3
#include
main ()
{
int bilangan ;
printf (“masukkan angka:”);
scanf (“%d”,&bilangan);
if (bilangan%3==0)
printf (“angka %d adalah angka kelipatan 3”);
else
printf (“angka %d adalah bukan bilangan kelipatan 3”);
}
7. Program mencari bilangan terkecil dari dua bilangan yang diinputkan
#include
main ()
{
int a,b,nilai; printf (“masukkan bilangan a:”);
scanf (“%d”,&a);
printf (“masukkan bilangan b:”);
scanf (“%d”,&b);
if (a
nilai=a;
else
nilai=b;
printf(“bilangan terkcil antara dua bilangan adlah:%d”);
}
8. Program menampilkan nama hari menggunakan else-if
# include <stdio.h>
main ()
{
char kar;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &kar);
if (kar==’1’) printf (“hari senin”);
else if (kar==’2’) printf (“hari selasa”);
else if (kar==’3’) printf (“hari rabu”);
else if (kar==’4’) printf (“hari kamis”);
else if (kar==’5’) printf (“hari jum’at”);
else if (kar==’6’) printf (“hari sabtu”);
else if (kar==’7’) printf (“hari minggu”);
else
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar”);
}
9 . Program menampilkan nama hari menggunakan switch
#include
main ()
{
char x;
printf (“masukkan karakter:”);
scanf (“%c”, &x);
switch (x)
{
case’1’: printf (“hari senin”); break;
case’2’: printf (“hari selasa”); break;
case’3’: printf (“hari rabu”); break;
case’4’: printf (“hari kamis”); break;
case’5’: printf (“hari jum’at”); break;
case’6’: printf (“hari sabtu”); break;
case’7’: printf (“hari minggu”); break;
default:
printf (“hari yang anda cari belum terdaftar “);
}
}
10. Program menampilkan kalimat "Selamat Datang" 10.000 kali
#include
main ()
{
int a;
for (a=1; a<=10000; a++)
printf (“%d Selamat Datang”,a);
}
11. Program menampilkan bilangan dari 1-100 dengan kelipatan 2
#include
main ()
{
int bilangan ;
for (bilangan=1; bilangan <=100; bilangan +=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}
12. Program menampilkan bilangan genap dari 100-1 dengan kelipatan 2
#include
main ()
{
int bilangan ;
for (bilangan=100; bilangan>=1; bilangan-=2)
printf (“%d\n”, bilangan);
}
13. menggunakan while menampilkan susunan angka
#include
main ()
{
int a,b ;
a=1;
while (a<=5)
{
b=1;
while (b<=a)
{
printf (“%d”,a);
b++;
}
printf (“\n”);
a++;
}
03.06
MT YAHYA
ESEMKA INDONESIA BISA!!!!!!
Peranan Kapasitor dalam Penggunaan Energi Listrik |
Kehidupan modern salah satu cirinya
adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik
yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C).
Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
ragam peralatan (beban) listrik yang digunakan. Sedangkan beban listrik yang
digunakan umumnya bersifat induktif dan kapasitif. Di mana beban induktif
(positif) membutuhkan daya reaktif seperti trafo pada rectifier, motor induksi
(AC) dan lampu TL, sedang beban kapasitif (negatif) mengeluarkan daya reaktif.
Daya reaktif itu merupakan daya tidak berguna sehingga tidak dapat dirubah
menjadi tenaga akan tetapi diperlukan untuk proses transmisi energi listrik
pada beban. Jadi yang menyebabkan pemborosan energi listrik adalah banyaknya
peralatan yang bersifat induktif. Berarti dalam menggunakan energi listrik
ternyata pelanggan tidak hanya dibebani oleh daya aktif (kW) saja tetapi juga daya
reaktif (kVAR). Penjumlahan kedua daya itu akan menghasilkan daya nyata yang
merupakan daya yang disuplai oleh PLN. Jika nilai daya itu diperbesar yang
biasanya dilakukan oleh pelanggan industri maka rugi-rugi daya menjadi besar
sedang daya aktif (kW) dan tegangan yang sampai ke konsumen berkurang. Dengan
demikian produksi pada industri itu akan menurun hal ini tentunya tidak boleh
terjadi untuk itu suplai daya dari PLN harus ditambah berarti penambahan biaya.
Karena daya itu P = V.I, maka dengan bertambah besarnya daya berarti terjadi
penurunan harga V dan naiknya harga I. Dengan demikian daya aktif, daya reaktif
dan daya nyata merupakan suatu kesatuan yang kalau digambarkan seperti segi
tiga siku-siku pada Gambar 1.
Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa
perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) dapat didefinisikan
sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
cos r = pf = P (kW) / S (kVA)
........(1) P (kW) = S (kVA) . cos r................(2)
Seperti kita ketahui bahwa harga cos
r adalah mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat harga P
(kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga cos r = 1 dan ini disebut juga
dengan cos r yang terbaik. Namun dalam kenyataannya harga cos r yang ditentukan
oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga
cos r < 0,8 berarti pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah)
maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan pelanggan akan berkurang.
Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem
kelistrikan pelanggan. Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul beberapa
persoalan sbb:
a. Membesarnya penggunaan daya
listrik kWH karena rugi-rugi.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR.
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan.
Secara teoritis sistem dengan pf
yang rendah tentunya akan menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai
menjadi besar. Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh
tegangan menjadi besar. Dengan demikian denda harus dibayar sebabpemakaian daya
reaktif meningkat menjadi besar. Denda atau biaya kelebihan daya reaktif
dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH yang tercata dalam sebulan lebih
tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan sehingga pf rata-rata
kurang dari 0,85. Sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah
menggunakan rumus sbb:
[ B - 0,62 ( A1 + A2
) ] Hk
Dimana : B = pemakaian k VARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
Untuk memperbesar harga cos r (pf)
yang rendah hal yang mudah dilakukan adalah memperkecil sudut r sehingga
menjadi r1 berarti r>r1. Sedang untuk memperkecil
sudut r itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif
(kVAR). Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif harus
dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu sumber daya
reaktif yaitu berupa kapasitor.
Proses pengurangan itu bisa terjadi
karena kedua beban (induktor dan kapasitor) arahnya berlawanan akibatnya daya
reaktif menjadi kecil. Bila daya reaktif menjadi kecil sementara daya aktif
tetap maka harga pf menjadi besar akibatnya daya nyata (kVA) menjadi kecil
sehingga rekening listrik menjadi berkurang. Sedangkan keuntungan lain dengan
mengecilnya daya reaktif adalah :
· Mengurangi rugi-rugi daya pada sistem.
· Adanya peningkatan tegangan karena daya
meningkat.
Proses
Kerja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk
meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu
diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat
kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian
elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang
memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya
reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor
akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic)
berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban
bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya
daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
Rugi-rugi daya sebelum dipasang
kapasitor :
Rugi daya aktif = I2 R
Watt .............(5)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
Rugi daya reaktif = I2 x VAR.........(6)
Rugi-rugi daya sesudah dipasang
kapasitor :
Rugi daya aktif = (I2 -
Ic2) R Watt ...(7)
Rugi daya reaktif = (I2 -
Ic2) x VAR (8)
Pemasangan
Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk
memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada dua cara :
1. Terpusat kapasitor ditempatkan
pada:
a. Sisi primer dan sekunder
transformator
b. Pada bus pusat pengontrol
b. Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor
ditempatkan
a. Feeder kecil
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
b. Pada rangkaian cabang
c. Langsung pada beban
Perawatan
Kapasitor
Kapasitor yang digunakan untuk
memperbaiki pf supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam
perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak
terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa
kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini
masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor
itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan
yang harus dilakukan meliputi :
· Pemeriksaan kebocoran
· Pemeriksaan kabel dan penyangga kapasitor
· Pemeriksaan isolator
Sistem
Mikroprosesor
Selain komponen induktor pemborosan
pemakaian listrik bisa juga terjadi karena:
Tegangan
tidak stabil
Ketidak stabilan tegangan bisa
menyebabkan terjadinya pemborosan energi listrik. Ketidakstabilan itu dapat
diartikan tegangan pada suatu fase lebih besar, lebih kecil atau berfluktuasi
terhadap teganga standar. Sedangkan akibat pembrosan energi listrik itu maka timbul
panas sehingga bisa menyebabkan pertama kerusakan isolator peralatan yang
dipakai. Ke dua memperpendek daya isolasi pada lilitan. Sementara itu dengan
ketidakseimbangan sebesar 3% saja dapat memperbesar suhu motor yang sedang
beroperasi sebesar 18% dari keadaan semula. Hal ini tentunya akan menimbulkan
suara bising pada motor dengan kecepatan tinggi.
Harmonik
Harmonik itu bisa menimbulkan panas,
hal ini terjadi karena adanya energi listrik yang berlebihan. Harmonik itu bisa
muncul karena peralatan seperti komputer, kontrol motor dll. Harmonik merupakan
suatu keadaan timbulnya tegangan yang periodenya berbeda dengan periode
tegangan standar. Periode itu bisa 180 Hz (harmonik ke-3), 300 Hz (harmonik
ke-5) dan seterusnya. Harmonik pada transformator lebih berbahaya, hal ini
karena adanya sisrkulasi arus akibat panas yang berlebih. Sehingga hal ini bisa
mengurangi kemampuan peralatan proteksi yang menggunakan power line carrier
sebagai detektor kondisi normal.
Untuk mengoptimalkan pemakaian
energi listrik bisa digunakan beban-beban tiruan berupa LC yang dilengkapi
dengan teknologi mikroprosesor. Sehingga ketepatan dan keandalan dalam
mendeteksi kualitas daya listrik bisa diperoleh. Mikroprosesor itu berfungsi
untuk mengolah komponen-komponen yang menentukan kualitas tenaga listrik.
Seperti keseimbangan beban antar fasa, harmonik dan surja. Apabila terdapat
ketidakseimbangan antara fasa satu dengan fasa yang lainnya, maka mikroprosesor
akan memerintahkan beban-beban LC untuk membuka atau menutup agar arus disuplai
ke fasa satu sehingga selisih arus antara fasa satu dengan fasa yang lainnya
tidak ada. Banyaknya L atau C yang dibuka atau ditutup tergantung dari kondisi
ketidakseimbangan beban yang terdeteksi oleh mikroprosesor. Kondisi harmonik
yang terdeteksi bisa dihilangkan dengan menggunakan filter LC.
Keuntungan alat ini adalah :
· Mampu mereduksi daya sampai 30%.
· Meningkatkan pf antara 95-100%
· Dapat mengeliminasi terjadinya harmonik.
Dengan demikian pemakaian energi
listrik bisa dihemat yaitu dengan cara mengoptimalkan konsumsi energi
masing-masing peralatan yang digunakan, memperkecil gejala harmonik dan
menstabilkan tegangan. Sehingga energi tersisa bisa dimanfaatkan untuk sektor
lain yang lebih membutuhkan. Sedang dampak negatif dari pemborosan energi
listrik itu pertama menciptakan ketidakseimbangan beban fasa-fasa listrik yang
pada gilirannya akan mempengaruhi over heating pada motor dan penurunan life
isolator. Ke dua bagi PLN sebagai penyuplai energi listrik tentunya harus
menyediakan energi listrik yang lebih besar lagi.
Daftar
Pustaka
- Daya dan Energi Listrik, Deni
Almanda, disampaikan pada penataran dosesn teknik elektro di Teknik
Elektro UGM, Pebruari 1997, Yogyakarta.
- Peranan energi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan, Publikasi Ilmiah, BPPT, Jakarta, Mei 1995.
Ir.
Deni Almanda adalah dosen Teknik Elektro & Kepala Perpustakaan FT UMJ,
alumni FT UGM dan aktif menulis masalah kelistrikan di berbagai media.
Langganan:
Postingan (Atom)